Ekonomi Indonesia Akibat Covid-19

April 24, 2020 Add Comment
Covid-19 adalah vrius yang sampai sekarang ini masih menjadi hal yang menakutkan bagi semua orang.Tidak hanya di Indonesia namun diseluruh dunia pandemi ini seakan menjadi musuh. Apakah Pandemi Covid-19 ini hanya menyerang kesehatan? apakah covid-19 menyerang Ekonomi Negara?

Baiklah Kita akan bahas Pengaruh Covid-19 bagi perekonomian Indonesia dari 3 sektor industri.Kita mulai bahas yuk!


1.UMKM




















Dampak virus corona bagi perekonomian UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) sangat nyata.
Dilansir dari BBC Indonesia, hal ini disampaikan oleh Ketua Asosiasi UMKM Indonesia sendiri, yaitu Ikhsan Ingatubun.
Anjuran physical distancing yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia membuat orang-orang tetap di rumah dan tidak pergi keluar untuk melakukan aktivitas biasanya.
Salah satu kegiatan yang menghilang dari rutinitas adalah tidak berbelanja ke luar rumah melalui UMKM yang ada.

Karena inilah, UMKM kesulitan membayar biaya-biaya yang ada. Hal itu seperti gaji dan honor pekerja, serta biaya-biaya operasional dan nonoperasional lainnya.

Hal ini berdampak buruk, karena apabila pekerja tidak bisa menghasilkan uang, mereka terpaksa pulang kampung dan tidak punya pilihan lain.


Pasalnya, mereka tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk hidup di tempat perantauan. Mau tidak mau, pulang ke rumah adalah hal yang harus dilakukan untuk bertahan hidup.

2.Pariwisata





















Apa dampaknya bagi pariwisata ?

Agen perjalanan, hotel, transportasi, pemandu wisata, hingga restoran pun terkena dampak dari virus corona ini.

Tidak hanya kamu sebagai turis lokal, anjloknya angka turis mancanegara juga merupakan hal yang tidak dapat dihindari.

Pekerja juga terkena dampak virus corona bagi perekonomian sektor pariwisata, dan akan membutuhkan cara menghasilkan uang dari rumah saat wabah.

Hal ini terjadi karena pola yang mirip dengan lesunya industri UMKM,


Dilansir dari Liputan6, World Travel & Tourism Concil memprediksi, akan ada 75 juta tenaga industri perjalanan dan pariwisata yang bisa kehilangan pekerjaan mereka.

3.Manufaktur



















Memasuki bulan suci Ramdahan,dunia manufaktur normalnya menggenjot industri karena naiknya permintaan masyarakat. Sayangnya, karena corona datang, manufaktur tidak bisa melakukan hal itu.

Ada karyawan harian yang diminta untuk libur bergantian, sehingga pendapatannya berkurang setengahnya. Apabila dirumahkan sepenuhnya, perusahaan juga harus melakukan perhitungan pesangon.

Karyawan harian juga terancam kehilangan pekerjaannya, dan berakhir “terpaksa” pulang kampung atau cari pekerjaan lain.

Karena proses pengolahan berkurang, impor bahan baku juga mengalami penurunan. Selain itu, hasil akhir proses manufaktur juga akan mengalami penurunan ekspor karena penurunan permintaan dari luar negeri.


Keyword :
-Covid-19
-Ekonomi Negara
-Perekonomian indonesia
-Pariwisata
-Manufaktur
-UMKM

Read More :

Utang Indonesia?Meningkat Atau Menurun?

Apa itu Pajak Bumi dan Bangunan?










Utang Indonesia?Meningkat atau Menurun?

April 12, 2020 Add Comment

Utang Pemerintah Tembus Rp 4.817,5 Triliun hingga Januari 2020

Utang Luar Negeri( ULN) Indonesia pada akhir kuartal IV 2019 mengalami perlambatan. Posisi Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir kuartal IV 2019 tercatat sebesar USD 404, 3 miliyar ataupun Rp 5. 536 triliun( ditaksir kurs USD 1= Rp 13. 693)
Utang tersebut terdiri dari utang zona publik ataupun utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD 202, 9 miliyar dan utang zona swasta tercantum BUMN sebesar USD 201, 4 miliyar.
Utang Luar Negeri Indonesia tersebut tumbuh sebesar 7, 7 persen( yoy), menyusut dibanding dengan perkembangan Utang Luar Negeri pada kuartal tadinya sebesar 10, 4 persen( yoy). Pertumbuhan tersebut diakibatkan oleh perlambatan perkembangan ULN pemerintah serta ULN swasta.
Dilansir dari penjelasan tertulis BI, Senin( 17/ 2/ 2020), Utang Luar Negara Pemerintah berkembang melambat dibanding dengan perkembangan pada kuartal tadinya. Posisi Utang Luar Negara pemerintah pada akhir kuartal IV 2019 tercatat sebesar USD 199, 9 miliyar ataupun berkembang 9, 1 persen( yoy), lebih rendah dari perkembangan pada kuartal tadinya sebesar 10, 3 persen( yoy).
Perkembangan Utang Luar Negara pemerintah tersebut ditopang oleh arus masuk investasi nonresiden pada Pesan Berharga Negeri( SBN) dalam negeri serta penerbitan dual currency global bonds dalam mata duit USD serta Euro.
Perihal tersebut mencerminkan keyakinan investor terhadap prospek perekonomian dalam negeri yang besar serta imbal hasil peninggalan keuangan dalam negeri yang senantiasa menarik, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang menyusut.
Pengelolaan Utang Luar Negara pemerintah diprioritaskan buat membiayai pembangunan, dengan jatah terbanyak pada sebagian zona produktif yang menunjang perkembangan ekonomi serta kenaikan kesejahteraan warga.
Utang Luar Negeri pemerintah terdiri dari zona jasa kesehatan serta aktivitas sosial( 19, 1 persen dari total), zona konstruksi( 16, 6 persen), zona jasa pembelajaran( 16, 2 persen), zona administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial harus( 15, 4 persen), dan zona jasa keuangan dan asuransi( 13, 3 persen). 

Penurunan pertumbuhan utang luar negeri swasta tersebut dipengaruhi oleh perlambatan utang luar negeri lembaga keuangan. Bagaikan data, secara sektoral, utang luar negeri swasta didominasi oleh zona jasa keuangan dan asuransi, zona pengadaan listrik, gas, uap/ airpanas serta hawa, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan.

Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap utang luar negeri swasta menggapai 77, 3 persen. Sedangkan itu untuk utang luar negeri pemerintah malah berkembang lebih kencang dibanding bulan tadinya.

Posisi utang luar negeri pemerintah pada akhir Januari 2020 tercatat sebesar 204, 9 miliyar ataupun berkembang 9, 5 persen. Pertumbuhan utang luar negeri tersebut didominasi oleh arus dana investor nonresiden di pasar Pesan Berharga Nasional( SBN), tercantum dari penerbitan obligasi global dalam mata uang USD serta Euro.

Penerbitan obligasi global ialah bagian dari strategi pembiayaan Anggaran Pemasukan serta Belanja Negeri( APBN) dengan menggunakan keadaan pasar keuangan yang relatif normal serta anggapan positif yang kokoh dari investor pada awal tahun.

Walaupun meningkat, BI melaporkan struktur utang luar negara Indonesia masih lumayan sehat. Keadaan tersebut tercermin dari rasio utang luar negara terhadap penciptaan domestik bruto( PDB) yang pada Januari kemarin sebesar 36 persen.

Rasio tersebut turun dibanding bulan sebelumnya. Di samping itu, kesehatan pula tercermin dari struktur utang luar negara.

Informasi BI menampilkan 89, 3 persen utang luar negara Indonesia berjangka panjang. Walaupun sehat BI melaporkan pemerintah serta BI hendak terus berkoordinasi memantau pertumbuhan utang tersebut. 

Sumber :