Pondok Pesantren Sidogiri Jawa Timur Sebagai Role Model Penerapan Ekonomi Syariah Berbasis Pesantren

Juli 15, 2020

Assalamualaikum Guys Kali ini kita akan membahas tema yang sangat menarik sekali untuk dibahas, jadi baca sampai akhir ya.

Berdialog tentang pesantren yang sukses dalam pengembangan ekonomi syariah, kita langsung menuju pada pesantren Sidogiri di Pasuruan dengan Baitul Mal wa Tamwil( MBT) UGT yang sampai saat ini terus melebarkan sayapnya ke bermacam daerah di segala penjuru Indonesia. Pesantren ini saat ini jadi referensi tempat belajar ekonomi syariah pesantren lain serta jadi jujukan para mahasiswa, dosen, serta pengamat yang mau ketahui lebih dalam kiat kesuksesan mereka.

Sebab banyaknya pihak yang mau belajar ekonomi syariah ini, kesimpulannya dibentuklah Shariah Business Centre( SBC) Sidogiri, yang ialah Lembaga Diklat Profesi Koperasi Jasa Keuangan Syariah( LDP KJK) yang

bergerak di bidang pelatihan buat penyediaan Sumber Energi Manusia( SDM) yang profesional di bidang koperasi syariah. Tidak hanya membagikan layanan pelatihan, SBC Sidogiri pula sediakan jasa konsultan serta pendampingan UKM dengan pola ataupun sistem syariah

Pasti saja kesuksesan yang saat ini diraih itu tidak tiba dengan seketika. Banyak aral melintang serta hambatan yang wajib dilaluinya. Namun bermacam kesusahan itu tidak membuat para para pengagas BMT Syariah di Sidogiri patah semangat, melainkan dijadikan bagaikan penghela semangat buat terus belajar. Saat ini mereka sudah memetik hasil dari proses belajar yang susah serta secara hati- hati terus meningkatkan usahanya. Koperasi Syariah Sidogiri sudah mempunyai anggota 8. 871 orang, 256 Cabang, di 10 Propinsi, jumlah simpanan 165 Milyar, peninggalan 1, 2 Triliun, dengan omset 13. 6 Triliun rupiah Gimana dini mulanya pengembangan ekonomi syariah ini tumbuh. Semacam pesantran- pesantren yang lain, kajian kitab kuning ialah“ santapan” tiap hari. Dalam bab muamalah, ulasan tentang riba secara gamblang dibahas. Penjaga pesantren Sidogiri KH Nawawi Thoyib merasa tidak dapat lepas tangan dengan keadaan warga di sekitarnya yang dicekik oleh renternir, sedangkan mereka cuma berdiam diri serta mengharamkan saja tanpa sanggup berbuat suatu. Dengan tekad bulat, pada 1993 dia mulai menolong warga mengubah pinjaman dari renternir dengan pinjaman tanpa bunga.

Teladan yang diberikan oleh penjaga pesantren tersebut memberikan inspirasi para ustadz muda waktu itu semacam Ust H. Mahmud Ali Zain, yang saat ini jadi tokoh berarti dalam koperasi syariah Sidogiri. Mereka berupaya belajar serta mencari jaringan yang terpaut dengan pengembangan ekonomi syariah. Pada tahun 1990an, Konsep simpan pinjam berbasis syariah masih sangat jarang, namun perihal itu tidak menyurutkan langkahnya dalam mencari ilmu. Upayanya tidak sia-sia, salah satunya mereka memperoleh akses mengirimkan 10 orang buat menjajaki pelatihan BMT dari suatu Bank Syariah yang mulai diizinkan beroperasi di Indonesia.

Dari situlah setelah itu dilanjutkan dengan pendirian Koperasi BMT yang diberi nama Baitul Mal wat- Tamwil Maslahah Mursalah lil Ummah dengan anggota para guru MMU( Madrasah Miftahul Ulum) Pondok Pesantren Sidogiri. Koperasi ini secara formal didirikan pada bertepatan pada 12 Rabi’ ul Dini 1418 H (ditepatkan dengan bertepatan pada lahir Rasulullah SAW) ataupun 17 Juli 1997 di kecamatan Wonorejo Pasuruan.

Sehabis bermusyawarah serta mensosialisasikan cita- cita mulia ini, ada 148 orang yang bersedia jadi anggota serta sukses dikumpulkan modal sebanyak 13. 5 juta rupiah. Koperasi itu mulai usahanya dengan menyewa kantor seluas 16 m persegi. Dari tempat kecil inilah, para pelopor ekonomi syariah dari Sidogiri mulai berupaya ilmu yang diperoleh dari pesantren serta pelatihan,

Pelan tetapi pasti, dengan mengedepankan perilaku handal, memisahkan antara manajemen pesantren serta manajemen ekonomi, koperasi tersebut tumbuh dengan baik. Perihal ini membuat komunitas Sidogiri yang lebih luas, spesialnya para guru serta alumni menginginkan pendirian koperasi dalam lingkupnya yang lebih luas. Hingga bertepatan pada 05 Rabiul Dini 1421 H (pula bersamaan dengan bulan lahirnya Rasulullah SAW) ataupun 22 Juni 2000 dibuka satu unit Koperasi BMT UGT Sidogiri di Jalur Asem Mulyo 48 C Surabaya. Semacam pendahulunya, BMT ini berjalan dengan baik. Dengan sasaran pasar yang memanglah luas, BMT UGT Sidogiri sanggup melayani konsumen dalam jangkauan yang luas serta saat ini jadi pembicaraan nasional.

Saat ini Sidogiri bukan lagi hanya pesantren yang mengarahkan kitab kuning, melainkan sudah jadi Lembaga Ekonomi serta Sosial dibawah payung Sidogiri Network Forum( SNF) dengan serangkaian usaha yang meliputi
(1) koperasi pesantren, 
(2) BMT Maslahah, 
(3) BMT UGT Usaha Gabungan Terpadu
(4) BPR Syariah Ummu( jasa Keuangan)
(5) Koperasi Agro
(6) SBC Sidogiri (Diklat Profesi Jasa Keuangan Syariah)
(7) LAZ Sidogiri (Lembaga Amil Zakat)
(8) L- KAF Sidogiri( Lembaga Wakaf)
(9) IASS Sidogiri(Jalinan Alumni Santri)
(10) majalah Buletin Sidogiri, serta
(11) Penerbitan Pustaka Sidogiri.

Bersamaan dengan terus menjadi bertambahnya keyakinan warga, luasnya jaringan alumni, bertambahnya akses modal serta pengalaman. Tidak diragukan lagi, upaya dakwah ekonomi syariah terus tumbuh. Dakwah tidak hanya bil lisan, namun pula perihal ataupun dengan aksi nyata. Model semacam inilah yang hendak membagikan hasil yang dahsyat.

Upaya pengembangan ekonomi berbasis pesantren yang saat ini gencar dicoba, baik oleh warga ataupun oleh pemerintah lewat Kemenag, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan( OJK) serta lembaga pemerintah yang lain menemukan partner yang baik yang dapat mendampingi pesantren lain yang mau belajar ekonomi syariah. Sidogiri mengerti betul tradisi pesantren serta mengetahui apa yang wajib dicoba supaya aktivitas ekonomi pesantren ini dapat berkembang. (Mukafi Niam

Artikel Terkait

Previous
Next Post »